
Bank Sampah Ilmu Lingkungan UIN Saizu: Mahasiswa Penggerak Pengelolaan Sampah Berkelanjutan
Program Studi Ilmu Lingkungan, Fakultas Dakwah dan Saintek Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, resmi meluncurkan Bank Sampah Ilmu Lingkungan (BANKLI), di Kampus 2 Purbalingga pada Selasa, 10 Juni 2025.
Peluncuran ini menjadi langkah awal Prodi Ilmu Lingkungan dalam memperkuat komitmen terhadap pengelolaan sampah berbasis komunitas yang berkelanjutan, terutama di wilayah sekitar kampus. Acara peluncuran BANKLI dikemas bersamaan dengan kegiatan seminar lingkungan.
Kaprodi Ilmu Lingkungan, Gangsar Edi Laksono menyebut, kegiatan tersebut mengangkat tema “Sinergi Bank Sampah dan TPS3R: Solusi Berkelanjutan Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas.” Seminar berlangsung di Aula Lantai 3 Gedung Sertifikasi dan Profesi Kampus 2 Purbalingga.
Kegiatan ini melibatkan lebih dari 60 peserta dari kalangan dosen, mahasiswa, komunitas lingkungan, organisasi kemahasiswaan, perangkat desa, hingga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Purbalingga. BANKLI merupakan hasil inisiatif dan kolaborasi antara Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Ilmu Lingkungan dengan mahasiswa angkatan 2023.
Tujuan utamanya adalah menjadikan kampus sebagai pusat edukasi, aksi, dan inovasi dalam pengelolaan sampah. “BANKLI bukan hanya tempat menabung sampah, tetapi juga tempat menabung kesadaran. Kami ingin mahasiswa tak hanya belajar teori, tetapi juga terlibat langsung dalam solusi lingkungan yang nyata,” ujar Gangsar Edi Laksono.
Dia menambahkan bahwa peluncuran BANKLI juga menjadi langkah membangun sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat untuk mendukung program pengurangan sampah plastik dan pemanfaatan kembali sampah melalui daur ulang.
Seminar Lingkungan Hadirkan Dua Pakar Sampah Peluncuran BANKLI disertai dengan seminar yang menghadirkan dua narasumber kompeten di bidang pengelolaan sampah. Muhammad Nurdin Luthofa menguraikan kondisi sistem persampahan di Purbalingga yang masih menghadapi banyak tantangan.
Berdasarkan data, dari total 18 kecamatan, baru 10 kecamatan yang mendapat layanan pengangkutan sampah oleh DLH. Volume sampah mencapai 513,67 ton per hari, namun hanya sekitar 22,47 peserta yang tertangani di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sementara itu, Direktur Bank Sampah Induk Banyumas, Purwono menyoroti bahaya sampah plastik dan pentingnya perubahan perilaku masyarakat. Dia mengajak peserta seminar untuk mulai melakukan aksi sederhana seperti membawa tas belanja sendiri, memilah sampah sejak dari rumah, dan mendukung gerakan hidup sehat sebagaimana amanat Inpres Nomor 1 Tahun 2017.
Sementara Kepala Desa Karangsentul yang turut hadir dalam seminar, menyambut baik inisiatif mahasiswa UIN Saizu. Ia berharap BANKLI dapat menjalin kerja sama dengan Karang Taruna desa dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang terintegrasi di lingkungan masyarakat.
“Kolaborasi ini bisa menjadi contoh baik bagaimana mahasiswa dan desa bisa berjalan bersama menjaga lingkungan. Kami siap mendukung,” ungkapnya.
Sebagai bank sampah berbasis komunitas, BANKLI menargetkan beberapa capaian strategis:
- Meningkatkan kesadaran sivitas akademika dan warga sekitar kampus terhadap pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah.
- Menjadi pusat edukasi lingkungan yang melibatkan mahasiswa, dosen, dan masyarakat.
- Mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA melalui kegiatan daur ulang dan pemanfaatan ulang sampah non-organik.
Kehadiran BANKLI memperkuat visi UIN Saizu untuk menjadi kampus ramah lingkungan sekaligus motor perubahan di tingkat lokal. Mahasiswa tidak lagi hanya menjadi penonton dalam isu lingkungan, tetapi menjadi pelaku utama perubahan.