Komunitas Sendawa Mengasimilasi Seni dan Dakwah
Purwokerto – Siapa bilang kampus IAIN hanya penuh dengan orang-orang yang bergelut dalam dunia dakwah dan tidak terbuka pada seni? Lewat komunitas karawitan, civitas akademika Institut Agama Islam Negeri Purwokerto membuktikan, Seni dan Dakwah bisa berjalan selaras dengan berdirinya komunitas Sendawa (Seni dan Dakwah).
Komunitas karawitan ini dibentuk sejak 2013 yang diprakarsai para dosen yang menggandrungi kesenian tradisional Jawa tersebut. Mereka adalah Warto M.Kom., Dr. Suwito, M.Ag., dan Ahmad Muttaqin, M.Si. Keinginan untuk melestarikan kesenian dan kebudayaan Banyumas dan menggabungkan dakwah dalam bentuk seni adalah latar belakang pendirian komunitas ini. Setahun setelah berdiri, komunitas tersebut mulai memiliki perangkat latihan yang cukup lengkap seperti gendang, bonang barung, dan gong.
Ketua Komunitas ini, Warto, M.Kom mengatakan “peminat karawitan di IAIN Purwokerto cukup banyak. Mereka berasal dari semua fakultas yang ada di IAIN Purwokerto”. Warto menambahkan, di masa awal kelompok ini terbentuk, kendala awal adalah ketersediaan alat. Sekarang, seiring ketersediaan alat yang menunjang, peminat kelompok karawitan ini semakin bertambah. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini.
Komunitas ini dilatih langsung oleh praktisi karawitan yang berasal dari Cilongok, Pak Sikin dan Pak Bejo. Meski masih relatif muda, setidaknya komunitas karawitan IAIN telah malang melintang di berbagai tempat dan event di wilayah Banyumas. “Kesenian menunjang dakwah yang dibawakan di dalam komunitas ini. Beberapa kali komunitas ini pernah melakukan pementasan di luar kampus, antara lain pada Hari Jadi Banyumas tahun 2014 dan pertunjukan semalam suntuk di Karang Lewas. Saat ini latihan kembali difokuskan untuk persiapan pentas di Pendopo Si Panji pada tanggal 2 Maret 2016 pada acara Dialog Bersama Bupati.
Selanjutnya, Komunitas ini berganti nama dengan Grup karawitan Setya Laras