Waljiro: Rumus Muslim Aboge Menentukan Hari Raya
Waljiro adalah akronim dari Sawal Siji Loro. Maksudnya adalah tanggal 1 Sawal jatuh pada hari pertama dan pasaran kedua. Menentukan hari dan pasaran pertama sangat tergantung pada identitas tahunnya. Bagi masyarakat muslim Aboge, identitas tahun terdiridari 8 (delapan) siklus yang terus berlangsung selama 120 tahun, yaitu Alif, Ha, Jim Awal, Za, Dal, Ba, Wau, dan Jim Akhir. Setiap tahun tersebut memiliki pola ajek baik dalam penetapan hari maupun pasarannya. Pola tersebut dapat dilahat dalam tabel di bawah ini.
No | Tahun | 1 Sura / 1 Muharram | Rumus | |
Hari / Saptawara | Pasaran /Pancawara | |||
1 | Alif | Rabu / Rebo | Wage | Aboge |
2 | Ha | Ahad / Ahad | Pon | Hahadpon |
3 | Jim Awal | Jum’at / Jemuah | Pon | Jangah Pon |
4 | Za/Je | Selasa / Selasa | Pahing | Zasahing |
5 | Dal | Sabtu / Setu | Legi | Daltugi |
6 | Ba/Be | Kamis / Kemis | Legi | Bimisgi |
7 | Wau | Senin / Senen | Kliwon | Wonenwon |
8 | Jim Akhir | Jum’at / Jemuah | Wage | Jangahge |
Berdasar pola yang ajek, maka komunitas muslim Aboge dapat menetapkan awal bulan, termasuk penetapan peristiwa-peristiwa keagamaan tanpa melalui metode yang lazim digunakan seperti hisab dan rukyat.
Ahmad Muttaqin, Wakil dekan I Fakultas Dakwah yang merupakan peneliti komunitas Aboge menjelaskan praktik penggunaan kalender tersebut telah berlangsung lama, tepatnya ketika Sultan Agung Mataram mengintegrasikan kalender Hijriah dengan Jawa (Saka). “Sultan Agung berkepentingan untuk menyatukan event keagamaan dengan budaya Jawa pada masyarakat Mataram yang relatif baru mengenal Islam. Sebelumnya, masyarakat memiliki event-event tertentu yang didasarkan pada tradisi budaya Jawa. Sementara Islam juga memiliki hari-hari besar seperti maulud dan muharram.” Jelas Aqen.
Dia melanjutkan sebelum diintegrasikan, masyarakat menyelenggarakan event-event keagamaan dan tradisi Jawa secara terpisah dan bersifat spasial. “Melalui integrasi kelender Hijriah – Saka, event-event keagamaan dan budaya Islam diselenggarakan bersamaan sehingga berlangsung dalam sekala besar dan massif. Salah satunya adalah sekaten,” terangnya.
Kapan Aboge Berlebaran?
Tahun 1445 H / 2024 M dalam kalender Aboge masuk dalam siklus tahun Jim Awal. 1 Sura / Muharram jatuh pada hari Jum’at pasaran Pon (Jangahpon). Pada tahun Jim Awal, Jum’at dan Pon merupakan hari dan pasaran pertama. Untuk menentukan lebaran, pola yang digunakan adalah Waljiro (satu sawal pada hari pertama pasaran ke dua). Hari pertama adalah Jum’at dan pasaran kedua adalah Wage. Dengan pola ini maka dapat dipastikan lebaran kelompok muslim Aboge dilaksanakan pada hari Jum’at Wage atau bertepatan dengan 12 April 2024.
Aqen menghimbau masyarakat dapat mengharagai perbedaan dan tidak menjadikannya sebagai dasar bagi tindakan-tindakan yang memicu konflik. Kalender Hijriah-Jawa merupakan legacy monumental yang layak untuk diapresiasi. Dalam konteks Dakwah Islam, integrasi kalender ini menjadi salah satu faktor dominan masyarakat Jawa yang sebelumnya bertradisi animisme bertransformasi menjadi Islam. Islam yang tampil dengan sifat moderasinya relatif menjadi lebih mudah diterima masyarakat Jawa yang mengedepankan keseimbangan, harmoni, dan kedamaian (1115)